Selasa, 24 November 2015

Koperasi Simpan Pinjam Dan Pengelolaanya



KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PENGELOLAANYA

Koperasi simpan pinjam dikelola dengan cara yang sama dengan koperasi pada umumnya hanya saja ada beberapa bagian teknis yang berbeda. Konsep dasar yang digunakan dalam koperasi harus dipahami terlebih fahulu oleh pengurus anda bisa melihat posting tentang manajemen koperasi untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar pengelolaan koperasi.

Manajemen Koperasi Simpan Pinjam

Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama darai dan untuk anggota. Pada perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas.

koperasi simpan pinjam


Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal. 
Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpasn pinjam atau ksp serta usp untuk memperoleh laba dengan cara mengalokasikan dari hasil dari penghimpunan yang disalukan kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjma bisa di rinci sebagai berikut.
  1. Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan.
  2. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara bertahap.
Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang. Lantas bagaimana praktek dalam pengelolaan sebuah koperasi simpan pinjam? dalam hal ini anda akan dihadapkan pada 2 kasus yaitu detail kegiatan arus kas masuk dan arus kas keluar.

Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam

Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan penghimpunan dana. Dana2 tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam sednagkan yang bersumber dari kekayaan bersin diantaranya berasal dari sumber  simpanan wajib anggota dan simpanan sukerela, cadangan umum serta sehu di tahun berjalan.

Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu tabungan dan simpanan berjangka.

Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam

1) Simpanan Pokok (KSP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

2) Simpanan Wajib (KSP)
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

3) Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah:
  1.  Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
  2. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.
  3. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya  kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan' tabungan dapat meliputi:
  • Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja;
  • Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan) dan setoran minimal selanjutnya;
  • Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
  • Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan;
  • Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau yang diberikan kuasa;
  • Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan;
  • Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya;
  • Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
  • Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.

4) Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:
  • Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk menjadi penabung.
  • Jumlah setoran minimal.
  • Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut:
  • Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.

Jenis-Jenis koperasi dan Contohnya



Jenis - Jenis Koperasi dan Contohnya


1.     Koperasi Jasa : Koperasi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu untuk kepentingan anggota, contoh : jasa asuransi, angkutan, pendidikan dan pelatihan, dan sebagainya.
2.     Koperasi Produksi : melakukan usaha produksi atau menghasilkan barang. Barang- barang yang dijual di koperasi adalah hasil produksi anggota koperasi. Bagi para anggota yang memilik usaha, dapat memasok hasil produksinya ke koperasi. Contoh : berupa hasil kerajinan, pakaian jadi dan bahan makanan.
3.     Koperasi konsumsi menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam bentuk barang.           Contoh : bahan makanan, pakaian, alat tulis atau berupa peralatan rumah tangga.
4.     Koperasi Unit Desa (KUD) : Koperasi Unit Desa berangotakan masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan). Beberapa usaha KUD, antara lain :
·         Menyalurkan sarana produksi pertanian. Contoh : pupuk, bibit tanaman, obat pemberantas hama, dan alat – alat pertanian.
·         Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penuyuluhan lapangan kepada petani.
5.     Koperasi Sekolah : Koperasi Sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah biasanya menyediakan kebutuhan warga sekolah. Contoh : alat tulis menulis, buku – buku pelajaran, serta makanan.
6.     Koperasi Pertanian : Koperasi ini beranggotakan para petani, buruh tani, dan orang – orang yang terlibat dalam usaha pertanian. Koperasi pertanian melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Contoh : penyuluhan pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat – obatan, dll.
7.     Koperasi Simpan Pinjam : koperasi yang beranggotakan masyarakat baik selaku konsumen maupun produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk anggota, baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini dapat dianggap pula sebagai koperasi jasa. Contoh : KSP Citra Abadi, Koperindo, KSU Niaga, Mitra Artha Sejahtera, Bina Usaha Makmur, Koperasi Mekar Gudang Garam, dll.
8.      Koperasi Konsumen : Koperasi yang berangootakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli, menjual barang konsumsi. Tujuan koperasi ini adalah untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi anggotanya dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Contoh :  Kopkar/Kopeg, Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi keluarga Guru Jakarta (KKGJ), KSU Tunas Jaya di Bendungan Hilir,  Jakarta, KUD Setia Budi di Brebes dan KUD Mino Saroyo (nelayan) di cilacap, Jawa Tengah.



Jangan Buang Waktumu

Jangan Buang Waktuku
By: Dafit

Terlalu lama aku menunggu
Ungkapan isi hatimu
Namun kau tak pernah mau tau
Kau hanya diam membisu
Jika memang kau tak cinta aku
Janganlah buang waktuku

Lelah ku ikuti inginmu
Tapi kau tak peduli dngan perasaanku
Ku tak mau terus mengalah
Lebih baik aku menyerah

Ku tau cinta tak bisa di paksa
Tapi mengapa kau tak jujur saja
Dari awal kita bersama
Kalau memang di hatimu tak pernah ada rasa
Untuk aku yg mencoba setia
Sakit rasanya...
Bila cinta tak terbalas cinta

sumber: http://eposlima.blogspot.co.id/2013/01/puisi-ibu-jangan-buang-waktuku.html

cerpen persahabatan



Jangan Khawatir, Aku Selalu Ada Untuk Mu


Chacha, begitulah orang-orang memanggilku. Aku seorang gadis berumur 12 tahun dan masih duduk di bangku kelas 6 di SD Rainbow Smart di Jakarta. Rupaku? menurutku aku tidak begitu cantik. Aku mempunyai seorang sahabat yang bernama Viona. Segi ekonomi keluarganya pas-pasan. Di sekolah anak berambut keriting itu sering diejek teman-teman sekelasku. Terutama Tiara, Mila, dan Riska. Mereka bertigalah yang paling membenci Viona. Tapi Viona tetap tabah dan sabar. Ia sama sekali tidak marah dan melawan. Tetapi walaupun begitu, aku harus tetap ada untuknya dan melindunginya.
Pagi ini hari Senin. Sebelum berangkat sekolah, aku terlebih dahulu menjemput Viona di rumahnya yang sederhana. Aku akan berangkat bersamanya.
“Sudah siap, Viona?” kataku sambil merangkulnya.
“Sudah, ayo kita berangkat! nanti upacaranya keburu mulai loh!” ajak Viona.
“Oke, ayo” balasku. Kami berdua pun beranjak bergegas menuju sekolah.
Sampai di sekolah, upacara masih belum dimulai.
“Huufft.. untung aja belum mulai ya upacaranya, Cha!” ujar Viona dengan napas yang masih ngos-ngosan.
“Iya soalnya kita tadi lari-lari sih. Jadinya belum mulai, masih kepagian.” jawabku. Beberapa menit kemudian, upacara pun dimulai. Aku dan Viona segera berbaris dengan teman-teman sekelasku.
Oh! ternyata Tiara, Mila dan Riska berbaris di belakangku dan Viona. Aku bisa menebak, pasti nanti ketiga pengejek itu akan mengganggu Viona. Benar saja, ketika upacara tengah dilaksanakan, Tiara melepas topi Viona dan menjatuhkannya ke bawah. Mila dan Riska tertawa kecil melihat itu. Viona segera mengambil topinya kembali.
“Hey Tiara! kamu bisa nggak sih enggak ngganggu Viona?! Kalau lagi upacara tuh harus diem! jangan rame!” nasihatku kepada Tiara.
“Suka-suka aku dong! lagian si Viona tuh anak orang miskin!” ucap Tiara.
“Eh kamu jangan menghina orang dong!” tuturku.
“Sudahlah, Cha! Tak apa. Nanti ketahuan Bu Ningsih loh!” ujar Viona lembut sambil tersenyum. Akhirnya, aku dan Tiara kembali diam.
Semakin lama sinar matahari semakin terik saja. Sampai-sampai Viona memegangi kepalanya karena merasa pusing sepertinya.
“Kamu kenapa, Viona? pusing? wajahmu pucat!” tanyaku khawatir.
“Iya nih, Cha. Pusing banget” keluhnya. Tak berapa lama kemudian Viona jatuh pingsan. Semua orang melihatnya.
“Viona, Viona!” teriakku memecah keheningan. Aku dan Bu Ningsih segera membopongnya ke UKS. Sayup-sayup aku mendengar suara Tiara, Mila, dan Riska dari kejauhan yang sedang membicarakan Viona.
“Ih gitu aja pingsan. Lebay banget sih!” kata Mila.
“Iya tuh anak miskin ngapain sekolah di sini?!” tambah Riska. Sedangkan Tiara melihatku dan Viona dari sana. Pandangan yang sinis. Aku segera memalingkan wajahku.
Setelah sampai di UKS, aku dan Bu Ningsih segera membaringkan Viona di ranjang. Aku segera mengambil minyak kayu putih, ku usapkan di tanganku dan ku letakkan tanganku di bawah hidung Viona agar aroma minyak kayu putih itu dihirupnya.
“Chacha, Ibu tinggalkan kamu dan Viona di sini ya. Jaga dia baik-baik. Ibu akan ke kelas untuk mengajar. Upacara sudah selesai.” pesan Bu Ningsih sambil tersenyum.
“Baik, Bu.” Jawabku.
Setengah jam kemudian, Viona sudah siuman. Aku segera memberikannya air putih hangat.
“Viona, akhirnya kamu siuman juga. Tadi kamu pingsan. Apakah tadi kamu tidak sarapan?” tanyaku.
“Belum. Soalnya aku terburu-buru.” jawabnya.
“Sebaiknya kamu sarapan dahulu.” kataku mengingatkan.
“Iya, iya Cha.” balasnya sambil mengangguk.
“Ya udah kita ke kelas yuk. Lagi pelajaran IPA tuh sama Bu Ningsih.” ajakku.
“Baiklah.” tukas Viona.
Ketika aku dan Viona tiba di kelas, pandangan Tiara tertuju ke arah Viona. Namun tidak ku pedulikan. Aku dan Viona pun duduk di bangku. Ku lihat Mila dan Riska tengah berbisik-bisik ke telinga Tiara. Rupanya mereka merencanakan sebuah jebakan untuk Viona. Aku harus tetap ada di dekat Viona dan waspada. Ketika istirahat tiba, aku dan Viona pergi ke kantin untuk membeli makanan. Tiba-tiba dari arah belakang Tiara, Mila, dan Riska mendorong Viona hingga dia terjatuh. Kemudian ketiganya tertawa puas.
“Aduuh… aww.. sakit!” rintih Viona kesakitan karena lututnya tergores tanah.
“Hey kalian bertiga! Jangan gitu dong! Sukanya mengejek dan mengerjainya Viona saja! Perbuatan itu berdosa dan tidak baik!” amarahku memuncak, tidak bisa ku tahan lagi.
Aku segera menolong Viona yang masih memegangi lututnya. Namun lukanya tidak parah. Hanya memerah saja.
“Biarinlah terserah kita! Viona si miskin itu nggak seharusnya ada di sekolah ini!” balas Riska. Tiara dan Mila mengangguk.
“Jangan menghina!” nasihatku. Aku tidak terima jika Viona direndahkan terus-menerus.
“Sudah Chacha! jangan marah-marah. Ayo kita ke kantin.” ajak Viona masih dengan senyum manisnya.
“Iya, Viona. Gak usah peduliin mereka” jawabku. Lalu aku dan Viona berlalu ke kantin meninggalkan mereka bertiga yang masih memandang sinis Viona.
Di kantin aku dan Viona memesan dua mangkok bakso. Aku bercakap-cakap sambil makan di meja makan.
“Viona, apa kamu tahan diejek dan dikerjain terus sama mereka bertiga?” tanyaku sambil menggigit bakso itu.
“Tak apa, Chacha. Jangan terlalu dipikirkan” sahutnya.
“Tapi aku gak tega kalau kamu digitukan terus” ucapku. Viona hanya tersenyum penuh makna.
Sepulang sekolah, aku bersama Viona berjalan kaki untuk pulang. Aku berusaha berhati-hati agar Viona tidak terkena jebakan geng Tiara itu. Benar saja, di jalan aku mendapati beberapa butir kelereng tersebar. Pasti kelereng itu untuk mencelakakan Viona agar dia terjatuh.
“Viona awas! di depanmu ada kelereng. Jangan diinjak! nanti kamu terpeleset!” teriakku.
“Iya iya. ” jawab Viona. Viona tidak jadi menginjaknya. Aku dan Viona pun berjalan kembali untuk pulang.
“Sialan! kenapa Viona gak nginjek kelereng itu sih?!” gerutu Tiara.
Esok paginya di sekolah, aku melaporkan semua kejadian-kejadian yang telah dilakukan oleh geng Tiara kepada Viona selama ini kepada kepala sekolah. Viona terlihat menunduk dengan wajah yang tidak bersalah.
“Baiklah akan Ibu nasihati agar mereka tidak mengulangi lagi.” kata Bu Anggi, kepala sekolah kami. Kemudian Bu Anggi memanggil ketiga anak itu dan menasihatinya di depan para guru. Mereka merasa menyesal sekali. Bu Ningsih menyuruh Tiara, Mila, dan Riska untuk meminta maaf kepada Viona.
“Kami minta maaf atas segala kesalahan kami kepadamu, Viona. Kami mohon maafkan kami.” isak Tiara mewakili Mila dan Riska.
“Iya aku maafkan.” jawab Viona.
Aku, Bu Anggi, para guru, dan semua teman-teman bertepuk tangan senang. Akhirnya aku dan Viona bersahabat dengan mereka bertiga. Sikap mereka 100 persen sudah berubah, bahkan selalu rendah hati terhadap siapa saja.
Selesai